Rabu, 30 Oktober 2013

Andi Alfian Mallarangeng Promosi Budaya Membaca

Koran Radar Surabaya
Tanggal 21 Oktober 2013

"Andi malarangeng" Promosi budaya Membaca


Surabaya, Terlepas dari kasus korupsi proyek Hambalang yang melibatkan
tersangka Andi Mallarangeng. ada fenomena menarik yang bisa disimak. Ketikadijebloskan ke penjara, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora)ini ternyata membawa sekoper buku. Bahkan, dia juga berencana membuat buku selama mendekam di balik jeruji besi.
 

Terinspirasi dari kejadian tersebut, sekelompok pemuda dari komunitas Arek-Arek Kreatif menggelar aksi teatrikal si area Car Free Day (CFD) Taman Bungkul,kemarin (20/10). Dengan mengusung tema Buku,Penjara, dan Budaya Baca,Kita mereka mengingatkan masyarakat untuk lebih mempopulerkan gaya hidup membaca buku kepada siapa saja,kapan saja, dan dimana saja.
 

Dengan bermodalkan topeng wajah Andi Mallarangeng berukuran raksasa,replika koper, dan spanduk, mereka mengelilingi area CFD sembari mengajak warga sekitar supaya mulai membiasakan diri untuk membaca buku setiap hari. "Di luar perilaku korupsi yang dilakukan Andi Mallarangeng,kebiasaannnya untuk membaca buku patut kita tiru, "ujar koordinator aksi, Dicki Agus Nugroho.
 

Menurut Dicki, fenomena tersebut sekaligus membuktikan bahwa buku bisa menjadi teman bagi siapa saja. Tak terkecuali kalangan narapidana. Hal itu juga mengingatkan arti pentingnya buku sebagai pencerahan wawasan untuk menjadi yang lebih baik.
 

Terbukti di Brazil ada kebijakan pemberi remisi empat hari, jika seorang narapidana mampu menyelesaikan satu judul buku. Batas pemberian remisi tersebut berlaku maksimal 48 hari per satu tahun hukuman penjara. "Hal itu bisa menjadi contoh untuk penjara di Indonesia. Bisa diawali dengan membuka perpustakaan atau sudut baca di dalam sel terlebih dahulu. "ungkap alumnus Jurusan Ilmu perpustakaan Universitas Dipenogoro (Undip) Semarang itu.
 

Selain menggelar aksi teatrikal, komunitas yang baru didirikan selama dua minggu ini juga menyediakan papan saran dan kritik. Di papan putih tersebut, masyarakat bisa memberikan saran dan kritik itu lansung disampaikan kepada pemerintah supaya bisa menjadi input positif. "Terlepas dari itu semua, perpustakaan dan sudut baca di Surabaya memang sudah sangat banyak dan terorganisir dengan baik" tandasnya.


Dimuat di : Koran Radar Surabaya, 21 Oktober 2013 dan menit.tv, 21Oktober 2013



Tidak ada komentar:

Posting Komentar